Menjadi seorang muslim yang baik memang tidaklah mudah. Sudah seberapa besarkah cinta kita untukNya demi menyandang status hamba yang taat? Sudahkah menjalankan segala perintah yang Ia anjurkan? tanyakan pada hati. Menjadi muslimah bukan hanya sekedar menjalankan shalat lima waktu ditambah sunnahnya, puasa Ramadhan ditambah sunnahnya, beramal, berbuat baik dan membayar zakat. Bukan, bukan hanya sekedar itu, Allah s.w.t sangat mencintai manusinya, Allah masih menebar pahalaNya bagi siapapun yang menjalankan, Allah masih mencintai kita karena hal sekecil apapun (asal masih dalam bentuk kebaikan) bila dilakukan akan bernilai dan mendapatkan balasan yang sama baiknya atau bahkan lebih baik, aamiin.
Salah satu hal kecil yang menimbulkan pahala kebaikan dunia akhirat itu adalah dengan menutup aurat. Iya, menutup aurat, itu mudahkan? itu kecilkan? itu gampil kan?. Tapi kenapa harus menutup aurat? Apa baiknya menutup aurat itu? Apa rambut itu juga merupakan aurat? segala pertanyaan seperti itu juga pernah singgah dihati dan pikiranku. Siapa sih perempuan yang tidak mau terlihat cantik, aku yakin semua perempuan di dunia mau. Perempuan mana yang tidak ingin memperlihatkan rambut indahnya yang terurai panjang dilihat banyak orang, memakai baju dress indah selutut dan berbahu terbuka. Namun semua khayalan indah itu hilang ketika Al-Quran berbicara :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…(An-nur:31)”
Seperti itu ayatNya, kewajiban yang Ia katakan dalam Al-Quran. Membaca memanglah mudah, menyuruh untuk melakukannya pun memang mudah tetapi melakukannya itu tidaklah mudah. Dulu dibenakku sempat berkata bahwa Islam itu tidak adil, tidak memberikan kebebasan untuk umatnya, karena banyak larangan. Tapi setelah aku tela'ah aqidah yang kupeluk sejak lahir ini tidaklah sama seperti yang apa yang aku katakan. Salah besar. Islam mengatur kehidupan umatnya sedemikian baiknya, (aku juga meyakini semua Agama pasti juga demikian) tetapi pandangan ku tentang itu keliru. Mengapa harus menutup aurat dengan hijab? Mari kita tela'ah bersama :
1. Allah melarang suatu perbuatan karena itu demi kebaikan umatnya. Orangtua saja melarang kita pulang malam juga ada alasannya kan. Perubahan yang paling signifikan ketika aku sudah mulai memakai hijab adalah orang di sekitarku khususnya teman sekolah. Dahulu kala ketika aku masih duduk di bangku SMP masih menampakkan rambutku, memakai pakaian ala abg yang sedang trend, teman (lelaki sepermaianku) selalu saja mengoloki ku dengan berkata "Ciye..ciye..ciye cantik amat, mau kemane, ikut abang dangdutan yok" canda mereka, walau bukan hanya kepada ku kalimat itu ditunjukan melainkan juga kepada teman perempuanku yang memakai style sama. Itulah kalimat candaan yang terkadang mereka lontarkan. Namun perubahan itu datang ketika aku mulai mengenakan kain penutup kepala dan baju tertutup. Mereka yang melihatku sontak berkata "Subhanallah, Assalamualaikum...mau kemana nih? rapih amat" kontras sekali bukan. Walaupun mereka menganggap itu hanya kalimat candaan karena penampilanku yang sudah berubah tapi toh aku tidak mau peduli, toh mereka sendiri tahu kalau arti dari kalimat "Subhanallah & Assalamualaikum" itu mengandung arti dan do'a dahsyat bagiku sendiri, dengan mereka mengucapkan salam itu tandanya mereka telah mendoakan keselamatanku. Satu point kebaikan dari Allah yang Ia karuniakan kepadaku.
2. Bisakah kalian para muslimah membayangkan kedua benda yang berbeda. Benda pertama adalah emas mewah yang dijual di etalase toko hanya dapat dilihat namun tidak dapat disentuh hanya yang mampu membelinya yang dapat menyentuhnya. Emas itu sengat mahal, sangat terjaga keutuhannya dan keaslian dari para pembeli yang tidak memiliki keseriusan untuk membeli dan memilikinya, bandingkan dengan emas-emas yang dijual di emperan, sangat mudah terjamah oleh tangan pembeli yang belum tentu membelinya, siapa yang tahu emas itu asli atau tidak. Atau perbandingan lain yang lebih sederhana adalah permen lolipop yang masih terbungkus rapih dengan permen lolipop yang sudah tidak terbungkus rapi, permen manakah yang akan mengundang banyak semut untuk menikmati rasa manisnya? aku bukanlah sedang menyudutkan sesorang, tapi aku mencoba untuk berbagi pengalaman. Point kebaikannya disini adalah dengan hijab Allah kembali menyelamatkan muslimahnya dari lawan jenis yang belum mukhrimnya.
3. Identitas Umat. Iya, aku setuju dengan itu, dengan hijab kita muslimah bisa dengan mudah dikenali. Para umat Budha memakai kalung bergambar dewanya sebagai salah satu identitas mereka, dan para teman Nasrani pun juga memakai kalung salib sebagai penanda keta'atan mereka dalam Agamanya. Indah bukan dilihatnya? mereka berlomba-lomba menunjukkan identitas kaumnya dan keta'atannya kepada Tuhan, mengapa kita tidak? memakai hijab itu juga sudah menandakan identitas dan keta'atan kita dalam menjalankan perintah Allah s.w.t.
4. Terhindar dari sinar matahari. Alasan ini yang membuat aku bersemangat memakai hijab. Tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk membeli hand and boddy perbulan, cukup satu untuk berbulan-bulan. Lagi-lagi Allah memberikan kebaikan dari hijab.
5. Percayakah kalian jika memakai hijab itu adalah permulaan dari segala perubahan? Awalnya kita melangkah dengan belajar menutup aurat, namun sadarilah langkah selanjutnya kita sudah mulai terbiasa dengan itu, dengan menutup aurat lama-kelamaan kita tahu akan batasan2 seorang muslimah, lama-kelamaan iman yang kita miliki semakin bertambah, Allah lagi-lagi memberikan kebaikan kepada kita dengan mengizinkan kita untuk memahami secara mendalam tentang Agamanya.
6. Hijab adalah guru bagi anggota tubuh yang lain. Ya, aku percaya. Dengan berhijab otomatis lidah ini terkontrol untuk menjaga segala sesuatu yang diucapkan, dengan hijab pikiran ini senantiasa selalu berpikir baik, hati ini menjadi tenang. Aku tahu walaupun itu masih dalam tahap "Belajar dan berusaha" tapi toh hijab selalu mengingatkan kita untuk tidak melakukan hal-hal negatif. Misalnya : ada pertengkaran antara teman yang menyebabkan kita marah dan ingin melontarkan kalimat kotor bermakna tidak baik sebelum kalimat itu terucap, hijab sudah lebih dulu mengingatkan kita, sebelum pikiran itu berubah jelek hijab sudah mengingatkan lagi, dan sebelum dengki itu datang hijab kembali mengingatkan lagi. Pasti tidak enak kan bila ada teman yang berkata " Pake hijab kok tapi omongannya kotor, tapi kok kelakuaannya jelek" Naudzubillah. Sekali lagi Allah kembali menebarkan kebaikan, memprotek kita melalui hijab.
7. Hijab merupakan sebuah proses dalam penyempurnaan Iman. Proses yang tadinya hanya mengenakan hijab biasa lalu menuju sempurna. Proses untuk mempelajari keimanan dan ke Islaman yang sesungguhnya. Hijab pun berperan penting dalam perubahan, hijab menuntun kita untuk selalu menlakukan hal-hal kebaikan. Aku tidak masalah dengan para muslimah disana yang mengatakan "Aku pake hijab karena disuruh Mama, dipaksa orangtua" atau "Aku pake hijab karena pengen aja, pengen ikut modis aja kan sekarang lagi ngetrend hijab style" justru karena paksaan itu dan karena perilaku mengikuti gaya orag lain bisa jadi suatu proses, karena sudah terbiasa dengan paksaan akhirnya mereka mau terus selalu mengenakan dan kelamaan mulai terbisa. Terimakasih Yaa Allah, kebaikanMu sungguh indah.
Jadi mengapa masih belum berhijab? Aku menghargai ucapan teman muslimah ku yang berargumen " Nanti aja pake hijabnya kalau aku udah siap" atau "Aku mau perbaikin sifat dulu baru deh pake hijab", tela'ah lagi, malaikat maut pun tidak pernah bertanya kepada kita sudah siapkah kita untuk mati, pilih mana, berhijab sekarang atau berhijab ketika sudah terbujur kaku dipembaringan sambil mendengar isak tangis keluarga diiringi lantunan ayat Yassiin? Mumpung Allah masih memberikan kita nafas tidak ada salahnya merubah dan sedikit lebih mendekat padaNya. Dengan demikian Insya Allah kita bisa menyempurnakan iman kita. Memang tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna, aku pun demikian, dosa ku banyak mungkin bejibun, terkadang masih suka membuat perasaan orang lain sakit, emosi karena ku tapi aku kembali berusah dan dan berdo'a agar Allah mengampuni kesalahan ku dan menyembuhkan hati orang yang tersakiti karena ku. Aku berharap dengan hijab aku bisa menjaga diriku dari hal-hal negatif yang tidak di ridhoi Agama. Aamiin Allahuma Aamiin.